Proyek Air Minum Paling Prospektif

Baru beroperasi efektif selama lima tahun tak lantas membuat Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berjalan lamban. Lembaga pembiayaan ini dipercaya dalam pendanaan beberapa proyek strategis

Kepada jurnalis Kontan Ferika Lukmana, Presiden Direktur IIF Arisudono Soerono memaparkan sepak terjang IIF. Bicara mengenai Indonesia Infrastructure Finance (IIF) agaknya harus dimulai dari pembentukannya. Mulai dari tahun 2010, sebelumnya pemerintah waktu itu merencanakan dan menyadari perlunya lembaga pembiayaan infrastruktur sehingga terbentuk PT Sarana Multi Infrastruktur atau SMI dan IIF. SMI dibentuk untuk membiayai infrastruktur pemerintah, sementara IIF lebih menitikberatkan pembiayaan ke swasta.

Walaupun dibentuk tahun 2010, IIF baru beroperasi secara efektif pada tahun 2012 atau dua tahun setelahnya. Masa dua tahun itu kami pergunakan untuk memperkuat sinergi di dalam, mempelajari peraturan serta menyiapkan mekanisme untuk mengikuti standar yang ditetapkan oleh Asian Development Bank (ADB).


IIF mendukung penerbitan perdana Obligasi Komodo Indonesia untuk Jasa Marga

JAKARTA -PT Jasa Marga (Persero) Tbk (“JSMR”) adalah Obligasi Global berdenominasi USD dalam mata uang Rupiah pertama yang diterbitkan di Indonesia. Tujuan dari penerbitan ini adalah untuk mendiversifikasi sumber pendanaan untuk JSMR untuk membiayai rencana ekspansi JSMR untuk menggandakan jalan tol operasi mereka menjadi 1.260 Km pada tahun 2019. Jumlah yang dikeluarkan adalah Rp4 Triliun atau setara dengan USD 300 juta dengan jangka waktu 3 tahun dan harga yang ditawarkan 7,5%.

JSMR dan Obligasi Komodo ini telah memperoleh peringkat internasional Baa3 (prospek positif) dari Moody’s dan BB + (prospek stabil) dari S&P

Sebagai perusahaan pembiayaan infrastruktur dalam negeri, peran IIF dalam transaksi ini dianggap penting untuk membangun kepercayaan dari pembeli lokal dan internasional lainnya. Hal ini dibuktikan dengan dan kelebihan pengiriman lebih dari 4 kali jumlah total yang dikeluarkan.

IIF percaya bahwa ini hanya menegaskan kepercayaan internasional terhadap pasar pembiayaan infrastruktur yang baik di Indonesia.


JICA Kucurkan Dana Rp 1 Triliun ke Indonesia Infrastructure Finance

JAKARTA, KOMPAS – Indonesia Infrastructure Finance telah meneken perjanjian pinjaman sebesar 8 miliar yen atau sekitar Rp 1 triliun dengan Japan International Cooperation Agency ( JICA).

“Fasilitas ini merupakan bukti lain bagaimana pasar internasional telah memberikan kepercayaan kepada kami, juga menunjukkan komitmen kami untuk mengembangkan proyek infrastruktur yang sesuai dengan standar sosial dan lingkungan terutama yang berkaitan dengan energi terbarukan,” ujar Presiden Direktur Indonesia Infrastructure Finance Arisudono Soerono melalui keterangan resminya, di Jakarta, Senin (11/12).

Dia menambahkan, dukungan dana tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan bisnis dan investasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui partisipasi sektor swasta.

Selain itu, pinjaman tersebut juga diharapkan dapat mendukung perusahaan Jepang dan pelaku internasional lainnya untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur di Indonesia.

Untuk diketahui, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (BAPPENAS) memperkirakan bahwa Indonesia akan membutuhkan dana sebesar Rp 5.519 triliun dalam periode lima tahun mulai 2015 sampai 2019.

Asumsinya, 30 persen dari jumlah tersebut berasal dari mobilisasi dari dana swasta. Dengan demikian partisipasi investasi swasta sangat diperlukan di bidang infrastruktur.

Sebelumnya, JICA telah meneken nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia mengenai pinjaman dana untuk pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat dan kampus di Universitas Gadjah Mada (UGM). Total pinjaman untuk kedua proyek tersebut sebesar 127,215 miliar yen atau setara dengan Rp 15,2 triliun.

Sumber : Kompas.com


Rayakan Sumpah Pemuda, 8 Penyelam Mapala UI Jelajahi Teluk Tomini

JAKARTA, KOMPAS – Delapan orang penyelam dari organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia ( Mapala UI) akan menjelajahi titik-titik penyelaman di Perairan Teluk Tomini, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada 21 Oktober – 4 November 2017.

Kegiatan eksplorasi bawah laut yang bertajuk “Explore to Conserve” ini bertujuan untuk memetakan potensi pariwisata yang mampu ditawarkan oleh Kabupaten Parigi.

Ketua Pelaksana Mapala UI Marine Exploration: Parigi Moutong Archipelago, Aulia Farazenia mengatakan kegiatan penyelaman ini akan dilakukan di titik-titik yang tersebar di area Kayu Burah, Dinding Maktata, dan Tanjung Inova.

Aulia menyebut kegiatan penyelaman ini akan menghasilkan data reef check yang diharapkan dapat mendukung berkembangnya lokasi Parigi Moutong sebagai lokasi pariwisata bahari berkelanjutan serta mampu bersaing dengan destinasi selam lainnya di dunia.

“Perairan Parigi Moutong memang merupakan salah satu destinasi selam yang belum terjamah, padahal potensinya tidak kalah menakjubkan dari destinasi selam lainnya seperti Wakatobi dan Bunaken,” ujar Aulia dalam keterangan pers yang diterima KompasTravel.

Ia mengatakan tim juga akan melakukan pengibaran bendera Merah Putih, pemetaan titik terumbu karang, pengecekan kualitas terumbu karang, dan dokumentasi potensi bawah laut. Kegiatan eksplorasi bawah laut ini juga dilatari untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda.

”Teluk ini juga tercatat sebagai salah satu titik dalam segitiga terumbu karang dunia (Coral Triangle), bahkan seringkali dijuluki sebagai Heart of Coral Triangle karena terdapat beragam karang raksasa berukuran diameter mencapai dua meter. Karang-karang ini membentuk taman karang yang disebut-sebut sebagai ‘Surga yang tenggelam,” tambahnya.

Mapala UI memberangkatkan delapan penyelam yang telah diberikan pelatihan khusus selama enam bulan oleh instruktur selam dari Professional Association of Diving Instructors (PADI) Wedar Adji. Tim selam juga akan melakukan penelitian terumbu karang dengan metode reef check yang dibina oleh Reefcheck.org.

Aulia menambahkan kawasan terumbu karang seluas 1.031 hektare yang tersimpan di Teluk Tomini sudah mulai dilirik oleh para penyelam dunia.

Untuk mengantisipasi pengembangan pariwisata yang tidak tepat, maka melalui eksplorasi ini Mapala UI akan memberikan laporan rekomendasi kepada pemerintah setempat.

“Diharapkan dengan adanya eksplorasi ini, bisa semakin meningkatkan potensi pariwisata yang ada di Parigi (Moutong) sehingga berdampak pada perekonomian masyarakatnya,” tutur Wakil Bupati Parigi Moutong, Badrun Nggai saat ditemui di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata beberapa waktu lalu.

Dalam menjaga potensi alam dan keanekaragaman hayati tersebut, Mapala UI mengajak PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sebagai salah satu mitra pendukung untuk mewujudkan bersama-sama ‘Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan’ di Parigi Moutong.

Sedangkan untuk mendorong sustainable tourism, AQUA Lestari (PT Tirta Investama) akan mendukung dengan melakukan edukasi ke masyarakat mengenai pelestarian terumbu karang dan tidak membuang sampah di laut.

Edukasi akan dilakukan di SDN 1 Parigi Moutong dan SDN 3 Parigi Moutong dengan media gambar dan gerak. Siswa akan diajak untuk mengenal lebih dekat mulai dari bentuk, fungsi, hingga manfaatnya bagi ekosistme laut sehingga anak-anak dapat memahami pentingnya terumbu karang untuk dijaga kelestariannya.

Sumber : Kompas.com


Energi Baru bagi PLN

HOUSTON, Amerika Serikat – Setelah tertunda dalam beberapa tahun terakhir, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akhirnya bakal menandatangani jual beli listrik dari 62 unit pembangkit listrik tenaga mikro hidoro, biomassa, dan biogas dengan total kapasitas 363,37 megawatt (MW).

Penandatanganan kontrak pembelian listrik berkapasitas masing-masing kurang dari 10 megawatt (MW) tersebut tinggal menunggu persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasiun Jonan.

Sebanyak 58 unit pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) akan dibangun di Sumatra dan empat unit di Jawa.

 


2 Proyek Akan Menyusul Umbulan

JAKARTA – Pemerintah akan mempercepat pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum di Semarang Barat dan Bandar Lampung menyusul dibangunnya SPAM Umbulan, pekan lalu.

Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengatakan, kesuksesan dimulainya konstruksi proyek SPAM Umbulan di Pasuruan, Jawa Timur membuat pemerintah semakin percaya diri dalam melaksanakan proyek SPAM lainnya dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha.

“Umbulan ini dijadikan contoh pengembangan pengelolaan air minum di daerah lain dengan KPBU. Proyek SPAM Bandar Lampung dan Semarang Barat akan lebih mudah dengan skema ini. Ini tidak ditemukan potensi tarik-menarik kepentingan antarpemerintah daerah,” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (23/7).