JAKARTA, KOMPAS – Indonesia Infrastructure Finance telah meneken perjanjian pinjaman sebesar 8 miliar yen atau sekitar Rp 1 triliun dengan Japan International Cooperation Agency ( JICA).
“Fasilitas ini merupakan bukti lain bagaimana pasar internasional telah memberikan kepercayaan kepada kami, juga menunjukkan komitmen kami untuk mengembangkan proyek infrastruktur yang sesuai dengan standar sosial dan lingkungan terutama yang berkaitan dengan energi terbarukan,” ujar Presiden Direktur Indonesia Infrastructure Finance Arisudono Soerono melalui keterangan resminya, di Jakarta, Senin (11/12).
Dia menambahkan, dukungan dana tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan bisnis dan investasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui partisipasi sektor swasta.
Selain itu, pinjaman tersebut juga diharapkan dapat mendukung perusahaan Jepang dan pelaku internasional lainnya untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur di Indonesia.
Untuk diketahui, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (BAPPENAS) memperkirakan bahwa Indonesia akan membutuhkan dana sebesar Rp 5.519 triliun dalam periode lima tahun mulai 2015 sampai 2019.
Asumsinya, 30 persen dari jumlah tersebut berasal dari mobilisasi dari dana swasta. Dengan demikian partisipasi investasi swasta sangat diperlukan di bidang infrastruktur.
Sebelumnya, JICA telah meneken nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia mengenai pinjaman dana untuk pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat dan kampus di Universitas Gadjah Mada (UGM). Total pinjaman untuk kedua proyek tersebut sebesar 127,215 miliar yen atau setara dengan Rp 15,2 triliun.
Sumber : Kompas.com