Indonesia Infrastructure Finance Memberikan Fasilitas Pinjaman Sindikasi untuk Proyek Pelabuhan KPBU Brownfield Pertama di Indonesia

Jakarta, 25 Juli 2022 – PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) melakukan penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi bersama dengan PT Bank Negara Indonesia Persero (“BNI”) untuk pengembangan Pelabuhan Anggrek – Gorontalo senilai Rp500 miliar dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (“KPBU”) pada tanggal 25 Juli 2022 di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta. Penandatanganan kerjasama ini disaksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, dan Dirjen Perhubungan Laut Hendro Sugiatno. Dalam perjanjian pinjaman ini, IIF dan BNI masing-masing pihak memberikan kontribusi yang sama yakni sebesar Rp250 miliar. Secara keseluruhan, pengembangan pelabuhan ini memerlukan dana sekitar Rp 1,4 triliun.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan “Diperolehnya pembiayaan ini membuktikan bahwa dalam semangat idealis yang tinggi, investor tetap mampu mendapat kepercayaan dari perbankan. Dan ini sangat berarti dalam mengurangi beban keuangan negara dalam membiayai pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur pelabuhan di kawasan Timur.”

Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah mengungkapkan “Kami berharap dengan adanya proyek Pelabuhan Anggrek-Gorontalo yang merupakan proyek pelabuhan KPBU brownfield pertama di Indonesia, dapat mendukung kegiatan industri, perdagangan, distribusi dan produksi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo”.
Adapun Direktur Pelaksana dan Investasi IIF Idhan Harahap menambahkan “Komitmen kami mendukung pengembangan Infrastruktur di Indonesia, dan semoga Proyek ini bisa berjalan secara efektif dan efisien, agar bisa meningkatkan konektivitas logistik Gorontalo, menciptakan daya saing Indonesia dan memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat Gorontalo dan sekitarnya”.

Pembangunan infrastruktur Pelabuhan Anggrek yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo merupakan Proyek pelabuhan KPBU brownfield pertama di Indonesia, karena Pelabuhan Anggrek – Gorontalo telah beroperasi sejak tahun 2000 di bawah Kantor Kantor Unit Penyelenggara Kelas II Pelabuhan Anggrek Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Sejak 28 September 2021 pengelolaan pelabuhan Anggrek resmi diserah terimakan ke PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (“AGIT”), sebagai Badan Usaha Pelaksana sebagai tindak lanjut hasil lelang proyek KPBU Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo.

Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmat Gobel menyampaikan “Alhamdulillah, kita bersyukur proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek – Gorontalo ini sudah akan terwujud. Mewakili masyarakat Gorontalo saya berterima kasih kepada pemerintah pusat dan para pemberi pembiayaan. Pengembangan Pelabuhan Anggrek sudah sangat lama menjadi dambaan masyarakat, karena kapasitas yang ada selama ini sudah tidak mendukung, sehingga arus barang ke Gorontalo menjadi tidak lancar, yang pada gilirannya membuat inflasi relatif tinggi dan membebani perekonomian, serta menurunkan daya saing Gorontalo,” kata Rachmat.

“Proyek ini akan memperkuat ekosistem pembangunan ekonomi bagi masyarakat Gorontalo. Tinggal bagaimana, semua stake holder mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat, akademisi bersinergi untuk terus mengembangkan ekosistem perekonomian Gorontalo sehingga bisa menjadi tujuan investasi yang menguntungkan,” kata Rachmat.

Pembiayaan proyek ini tidak lepas dari Social and Environmental Due Diligence sebagaimana IIF selalu terapkan pada setiap proyek yang dibiayai, sehingga proyek ini telah diakui kekhalayakan sosial dan lingkungannya. Harapan dari pembiayaan pelabuhan ini dapat meningkatkan aktifitas ekonomi di Gorontalo sehingga mengembangkan daerah yang termasuk terdepan, terpencil dan terluar.

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia – Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersama dengan World Bank, Asian Development Bank (ADB) dan lembaga multilateral lainnya.

Dalam melakukan kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:
Nastantio W. Hadi

Head of Legal and Corporate Secretary
PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp. (021) 2991 5060; Fax. (021) 2991 5061
[email protected]


Indonesia Infrastructure Finance Memberikan Fasilitas Pinjaman Sindikasi untuk Proyek Pelabuhan KPBU Brownfield Pertama di Indonesia

Jakarta, 25 Juli 2022.  PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) melakukan penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi bersama dengan PT Bank Negara Indonesia Persero (BNI) untuk pengembangan Pelabuhan Anggrek – Gorontalo senilai Rp500 miliar dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pada tanggal 25 Juli 2022 di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta. Penandatanganan kerjasama ini disaksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, dan Dirjen Perhubungan Laut Hendro Sugiatno. Dalam perjanjian pinjaman ini, IIF dan BNI masing-masing pihak memberikan kontribusi yang sama yakni sebesar Rp250 miliar. Secara keseluruhan, pengembangan pelabuhan ini memerlukan dana sekitar Rp 1,4 triliun.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan “Diperolehnya pembiayaan ini membuktikan bahwa dalam semangat idealis yang tinggi, investor tetap mampu mendapat kepercayaan dari perbankan. Dan ini sangat berarti dalam mengurangi beban keuangan negara dalam membiayai pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur pelabuhan di kawasan Timur.”

Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah mengungkapkan “Kami berharap dengan adanya proyek Pelabuhan Anggrek-Gorontalo yang merupakan proyek pelabuhan KPBU brownfield pertama di Indonesia, dapat mendukung kegiatan industri, perdagangan, distribusi dan produksi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo”.

Adapun Direktur Pelaksana dan Investasi IIF Idhan Harahap menambahkan “Komitmen kami mendukung pengembangan Infrastruktur di Indonesia, dan semoga Proyek ini bisa berjalan secara efektif dan efisien, agar bisa meningkatkan konektivitas logistik Gorontalo, menciptakan daya saing Indonesia dan memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat Gorontalo dan sekitarnya”.

Pembangunan infrastruktur Pelabuhan Anggrek yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo merupakan Proyek pelabuhan KPBU brownfield pertama di Indonesia, karena Pelabuhan Anggrek – Gorontalo telah beroperasi sejak tahun 2000 di bawah Kantor Kantor Unit Penyelenggara Kelas II Pelabuhan Anggrek Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Sejak 28 September 2021 pengelolaan pelabuhan Anggrek resmi diserah terimakan ke PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT), sebagai Badan Usaha Pelaksana sebagai tindak lanjut hasil lelang proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo.

Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmat Gobel menyampaikan “Alhamdulillah, kita bersyukur proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek – Gorontalo ini sudah akan terwujud. Mewakili masyarakat Gorontalo saya berterima kasih kepada pemerintah pusat dan para pemberi pembiayaan. Pengembangan Pelabuhan Anggrek sudah sangat lama menjadi dambaan masyarakat, karena kapasitas yang ada selama ini sudah tidak mendukung, sehingga arus barang ke Gorontalo menjadi tidak lancar, yang pada gilirannya membuat inflasi relatif tinggi dan membebani perekonomian, serta menurunkan daya saing Gorontalo,” kata Rachmat.

“Proyek ini akan memperkuat ekosistem pembangunan ekonomi bagi masyarakat Gorontalo. Tinggal bagaimana, semua stake holder mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat, akademisi bersinergi untuk terus mengembangkan ekosistem perekonomian Gorontalo sehingga bisa menjadi tujuan investasi yang menguntungkan,” kata Rachmat.

Pembiayaan proyek ini tidak lepas dari Social and Environmental Due Diligence sebagaimana IIF selalu terapkan pada setiap proyek yang dibiayai, sehingga proyek ini telah diakui kekhalayakan sosial dan lingkungannya. Harapan dari pembiayaan pelabuhan ini dapat meningkatkan aktifitas ekonomi di Gorontalo sehingga mengembangkan daerah yang termasuk terdepan, terpencil dan terluar.

Tentang PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF – website: https://iif.co.id) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan dan layanan konsultasi infrastruktur yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF merupakan pionir dan katalisator dalam pembiayaan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, yang menerapkan prinsip-prinsip sosial dan lingkungan untuk membantu klien dalam mengidentifikasi potensi risiko sosial dan lingkungan serta memitigasi dampak terkait.

Informasi lebih lanjut:
Nastantio W. Hadi

Head of Legal and Corporate Secretary
PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp. (021) 2991 5060; Fax. (021) 2991 5061
[email protected]


PT SMI dan PT IIF Sampaikan Komitmen Dukungan Pembangunan Berkelanjutan dalam Presidensi G20

Nusa Dua, 13 Juli 2022 – PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) dan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sebagai Special Mission Vehicles (SMV) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, berkolaborasi menggelar acara forum bisnis “Sustainable Finance: Instruments and Management in Achieving Sustainable Development of Indonesia”, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Road to G20 di Indonesia. Acara bertempat di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali, Rabu (13/7). Forum bisnis terkait keuangan berkelanjutan ini merupakan salah satu dari enam agenda prioritas di jalur keuangan (finance track) Presidensi G20 Indonesia 2022. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat mendiseminasikan arah kebijakan, target, serta pengalaman dari para pakar terkait penerapan instrumen keuangan berkelanjutan.

Menteri Keuangan RI – Sri Mulyani Indrawati, secara langsung memberikan Keynote Speech pada acara forum bisnis, serta menjadi pembicara utama dalam sesi pembuka (Fireside Session). Dalam sambutannya, Menteri Keuangan menyampaikan, “Sebelumnya, pembicaraan tentang perubahan iklim hanya dihadiri dan didominasi oleh para pemerhati lingkungan dan lembaga atau tingkat kementerian lingkungan saja, di mana sektor keuangan tidak pernah masuk dalam agenda pembahasan. Namun, sejak Bali (UNFCCC 13, 2007), kami justru menginisiasi dan menempatkan aspek finansial dalam konteks diskusi, pembicaraan, dan bahkan ke tahap negosiasi terkait perubahan iklim. Kemudian mencapai apa yang kami sebut Perjanjian Paris dalam UNFCCC, di mana negara-negara anggota (Paris Club) menjanjikan Nationally Determined Contribution (NDC) per negara. Untuk Indonesia, kami berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 29% dengan upaya dan sumber daya kami sendiri, atau meningkatkan pengurangan CO2 hingga 41% dengan dukungan internasional. Peningkatan pengurangan CO2 hanya dapat dicapai jika ada dukungan internasional, terutama dari negara maju, seperti yang tercermin dalam Perjanjian Paris.”

Direktur Utama PT SMI – Edwin Syahruzad, menyatakan “Sebagai perusahaan yang dimandatkan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan, PT SMI mendukung penuh upaya pemerintah dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mengakselerasi program pembangunan nasional berkelanjutan di berbagai sektor melalui produk-produk keuangan berkelanjutan melalui mobilisasi dukungan pembiayaan melalui fasilitas multilateral atau instrumen pasar modal seperti green bond, serta SDG Indonesia One (SIO) sebagai platform blended finance yang dimana pada platform ini kami telah berhasil memperoleh komitmen sebesar USD 3,3 miliar dari para donor, filantropi, maupun lembaga keuangan bilateral/multilateral, untuk selanjutnya kami salurkan ke dalam proyek-proyek berwawasan lingkungan, antara lain sektor energi terbarukan”, ujarnya.

Presiden Direktur IIF – Reynaldi Hermansjah, juga menyatakan “Mengemban mandat sebagai katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia, IIF memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan 8 Prinsip Sosial dan Lingkungan IIF (yang diadopsi dari standar internasional). Melalui forum bisnis ini, kami berharap dapat meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep pembangunan berkelanjutan termasuk penerapannya dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia”

Kegiatan ini juga mengundang para pakar dan pengambil kebijakan. Hadir sebagai pembicara dalam sesi talkshow yaitu, Kepala Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan – Enrico Hariantoro; Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Kementerian Keuangan RI – Masyita Crystallin; Country Director for Indonesia, Asian Development Bank – Jiro Tominaga; Head of International Programme Asia Pacific, Climate Bonds Initiative – Zalina Shamsudi; Direktur PT SMI – Pradana Murti; serta Direktur PT IIF – Wito Tantra. Diskusi dipandu oleh Andini Effendi selaku moderator acara. Melalui diskusi ini dibahas mengenai peran pemerintah dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui kerangka kebijakan, dan upaya pemerintah dalam mengalokasikan anggaran untuk mengatasi dampak perubahan iklim di Indonesia. Selain itu, juga dibahas bagaimana dukungan para mitra dan alternatif pendanaan yang dihimpun untuk mendanai pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia – Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersama dengan World Bank, Asian Development Bank (ADB) dan lembaga multilateral lainnya.

Dalam melakukan kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:
Nastantio W. Hadi

Head of Legal and Corporate Secretary
PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp. (021) 2991 5060; Fax. (021) 2991 5061
[email protected]


Indonesia Infrastructure Finance Borong Penghargaan dalam Ajang Infrastructure Internasional

8 Juli 2022 – Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sabet empat penghargaan sekaligus untuk kategori model bisnis dan transaksi-transaksi yang dilakukan sepanjang tahun 2021 yaitu Project Finance House of the Year, Digital Infrastructure Deal of the Year, Transport Deal of the Year dan Water Deal of the Year dalam ajang The Asset Triple A Sustainable Infrastructure Awards 2022 yang diselenggarakan Asset Publishing and Research Ltd, sebuah perusahaan multimedia yang berbasis di Hong Kong yang menghubungkan akses ke para pelaku bisnis keuangan terkemuka.

Malam penganugerahan dilakukan di hotel Four Seasons Singapura pada 7 Juli 2022 dan perwakilan IIF yang hadir; Reynaldi Hermansjah, Presiden Direktur; Idhan Harahap, Direktur Investasi; dan Bayu Wirawan, Direktur Investasi.

Penghargaan Digital Infrastructure Deal of the Year diberikan atas pembiayaan proyek data center pertama IIF yang berlokasi di Jababeka dengan mengusung konsep green building. Sementara untuk penghargaan kategori Transportation Deal of the Year merupakan pembiayaan IIF dalam proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama di Indonesia untuk pembangunan jalur kereta api Makassar – Parepare. Sedangkan Water Deal of the Year diberikan kepada IIF atas pembiayaan sistem penyediaan air minum untuk 61.000 sambungan rumah tangga di 7 kecamatan dan 31 kelurahan di wilayah Pekanbaru, Riau.

“Catatan prestasi ini tidak dapat tercapai tanpa adanya dukungan dari seluruh tim IIF dan pemangku kepentingan lainnya. Menerima penghargaan dari institusi bergengsi pada malam ini, semakin menegaskan kontribusi kami dalam melaksanakan infrastruktur yang berkelanjutan. Kami bangga IIF semakin diakui di panggung global. Penghargaan ini akan semakin meningkatkan motivasi kami untuk berjuang dalam mencapai tujuan yang lebih tinggi lagi di masa mendatang” kata Reynaldi Hermansjah, Presiden Direktur IIF.

Sebagaimana diketahui, IIF juga mendapat penghargaan sebagai Best Sustainability Bond for Non-Banking Financial Institution dalam ajang The Asset Triple A Sustainable Capital Markets Country and Regional Awards 2021 yang diadakan pada awal tahun ini.

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia – Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersama dengan World Bank, Asian Development Bank (ADB) dan lembaga multilateral lainnya.

Dalam melakukan kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:
Nastantio W. Hadi

Head of Legal and Corporate Secretary
PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp. (021) 2991 5060; Fax. (021) 2991 5061
[email protected]