Tekankan Peran Bank Kebijakan Publik dalam Mendorong Percepatan Pembiayaan Transisi, IIF Berpartisipasi di Climate Capital, Risk and Impact Conference 2025

Jakarta, 1 September 2025 – Presiden Direktur/CEO PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Rizki Pribadi Hasan, membagikan pandangannya mengenai solusi pembiayaan inovatif untuk infrastruktur berkelanjutan yang disampaikan secara daring dalam ajang Climate Capital, Risk and Impact Conference 2025 yang diselenggarakan oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Mumbai pada Senin, 1 September 2025. Dalam kesempatan tersebut, Rizki hadir sebagai panelis dalam sesi bertajuk “How can public policy banks accelerate finance for transition?” bersama perwakilan dari BNDES (Brasil), NABARD (India), AFD (Prancis), dan PT SMI (Indonesia).

Diskusi panel yang dipandu oleh B.S. Venkatesha, Deputy Managing Director NaBFID, menekankan peran penting lembaga pembiayaan pembangunan (development finance institutions / DFI) dalam menjembatani kesenjangan pembiayaan yang sangat besar agar negara berkembang mampu mencapai target transisi menuju net zero.

Dalam kesempatan tersebut, Beliau menegaskan peran IIF sebagai satu-satunya lembaga keuangan di Indonesia yang secara khusus berfokus pada pembiayaan infrastruktur sektor swasta. Hingga saat ini, sekitar 22% dari total portofolio IIF dialokasikan untuk proyek energi terbarukan, mencakup pembangkit listrik tenaga hidro, surya, biomassa, hingga panas bumi.

IIF juga menjadi pelopor sejumlah instrumen pembiayaan hijau di Indonesia, antara lain:
• Tahun 2021, IIF menjadi lembaga non-bank pertama yang menerbitkan Global Sustainable Bond.
• Tahun 2024, IIF kembali mencatat sejarah dengan menerbitkan green perpetual notes pertama yang tercatat di bursa, memperluas opsi pendanaan hijau di Indonesia.

Produk Pembiayaan Inovatif
Rizki juga menyoroti peran IIF dalam melengkapi fungsi perbankan dan pasar modal melalui produk yang meningkatkan bankability proyek, seperti:
• Cash Deficiency Support Facility – mekanisme pinjaman subordinasi yang menstabilkan arus kas proyek pada fase awal operasional, sehingga memberi kenyamanan bagi kreditur senior.
• Credit Enhancement Facility – mekanisme penjaminan yang dapat meningkatkan peringkat obligasi klien (misalnya dari BBB menjadi A/AA), menekan biaya pendanaan, sekaligus memperluas akses ke investor.

“Alat pembiayaan ini krusial untuk memastikan proyek infrastruktur di Indonesia tidak hanya mencapai financial close, tetapi juga berkontribusi nyata dalam agenda transisi iklim nasional,” ujar Rizki.

Kolaborasi Global Menuju Net Zero
Bersama panelis lainnya, Rizki menekankan pentingnya kolaborasi antara DFI, perbankan, dan pasar modal. Melalui pemanfaatan blended finance, penerapan standar ESG, serta pengembangan instrumen frontier seperti penjaminan dan pembiayaan berbasis mata uang lokal, bank kebijakan publik diyakini dapat memainkan peran strategis dalam memobilisasi triliunan dolar yang dibutuhkan negara berkembang untuk mencapai target net zero.

Partisipasi IIF dalam forum internasional ini semakin menegaskan komitmennya untuk menjadi katalis utama dalam mendorong transisi hijau di Indonesia. Dengan mengedepankan inovasi pembiayaan dan memperkuat kolaborasi global, IIF tidak hanya menghadirkan solusi bagi kesenjangan pendanaan infrastruktur, tetapi juga berkontribusi nyata dalam mempercepat tercapainya target pembangunan berkelanjutan dan net zero emissions.

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:

Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division

PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]

Social Media:
•Instagram: @pt_iif
•LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance

 


Terobosan Pembiayaan! IIF dan strategi inovatif di tengah tantangan global

Jakarta, 27 Agustus 2025 – Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan pembiayaan nasional, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berhasil mencatat berbagai terobosan yang mengukuhkan posisinya sebagai katalis utama pembiayaan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.

Pada semester I 2025, IIF membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 27%, didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih 32,3% menjadi Rp255,1 miliar, serta keberhasilan menekan biaya bunga hingga turun 8,3% menjadi Rp371,1 miliar. Capaian ini sekaligus memperkuat marjin laba bersih IIF menjadi 13,0%.

Dalam sesi wawancara bersama CNBC Indonesia pada Selasa, 26 Agustus 2025, Rizki Pribadi Hasan, Presiden Direktur IIF menyampaikan, “infrastruktur merupakan komponen penting bagi suatu negara dalam membangun kesejahteraan dan pertumbuhan ekonominya. Jadi, peluang untuk pembangunan infrastruktur itu selalu terbuka”.

Ditanya mengenai keunggulan-keunggulan utama IIF, Rizki menjawab bahwa, “peranan IIF ini kan bukan menjadi kompetitor di industri keuangan di Indonesia, namun justru menjadi mitra. Kita menjadi satu-satunya Lembaga Keuangan Non-Bank (LKNB) yang fokus pada infrastruktur. Meskipun pembiayaan infrastruktur bisa dilakukan oleh perbankan, namun secara LKNB kita menjadi satu-satunya. Kedua, sejak berdiri 15 tahun yang lalu, kami sudah mengimplementasikan prinsip-prinsip sosial dan lingkungan dalam proyek infrastruktur”

Sebagai institusi tepercaya yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dan tata kelola yang baik, IIF menyediakan berbagai skema pembiayaan dan layanan konsultatif untuk mendukung kelayakan serta keberlanjutan proyek infrastruktur berkelanjutan, di antaranya:

1. Pembiayaan Fund-Based dan Non-Fund-Based kepada proyek infrastruktur publik maupun swasta.
2. Jasa Konsultasi/Advisory: Pendampingan teknis dan finansial untuk memastikan proyek berjalan secara efektif, efisien dan sesuai standar ESG (Environmental, Social, and Governance).

Fokus IIF mencakup berbagai sektor penting, seperti ketenagalistrikan, telekomunikasi, jalan tol, air dan limbah, infrastruktur gas, bandara, pelabuhan, infrastruktur sosial, infrastruktur pariwisata, kereta api dan transportasi publik.

Salah satu terobosan besar IIF adalah keberhasilannya menerbitkan obligasi jangka panjang senilai Rp1 triliun dengan tenor 10 tahun, menjadi satu-satunya obligasi yang diterbitkan oleh lembaga non-bank di tahun 2024. Obligasi tersebut bahkan mengalami oversubscription hingga 2,2 kali, mencerminkan kepercayaan tinggi investor.

Komitmen IIF dalam menghadirkan pembiayaan inovatif berbuah pengakuan internasional. Tahun 2025, IIF meraih tujuh penghargaan internasional, termasuk The Asset Triple A Sustainable Infrastructure Awards (5 penghargaan) dan ABF Corporate & Investment Banking Awards (2 penghargaan).

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:

Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division

PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]

Social Media:
•Instagram: @pt_iif
•LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance


Dirgahayu RI ke-80, Infrastruktur Jadi Penopang Kemajuan Negeri

Jakarta, 22 Agustus 2025 – Memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sejak proklamasi 1945 hingga 2025, infrastruktur telah menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan integrasi nasional.

Delapan dekade terakhir menunjukkan transformasi luar biasa. Pada masa awal kemerdekaan, pembangunan infrastruktur berfokus pada jalan raya, jembatan, bendungan, dan irigasi untuk menopang ketahanan pangan. Era Orde Baru menandai percepatan pembangunan jalan nasional, pembangkit listrik, serta jalan tol pertama, Jagorawi, yang diresmikan pada tahun 1978.

Era Reformasi kemudian membuka babak baru dengan keterlibatan swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), seiring meningkatnya kebutuhan investasi. Satu dekade terakhir, infrastruktur menjadi agenda prioritas nasional.

Selama 10 tahun terakhir, Pemerintah sendiri berhasil merealisasikan 2.103 km jalan tol, 40 bendungan, 27 bandara baru, serta proyek besar lainnya seperti jalur kereta api dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Tak hanya itu, konektivitas antarwilayah diperkuat dengan pembangunan jalur Trans-Papua, Trans-Kalimantan, dan Trans-Sumatra, yang dirancang untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang selama ini terisolasi.

Pembangunan infrastruktur membawa manfaat nyata bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor konstruksi dalam perekonomian Indonesia berada pada urutan keempat yang dilihat dari persentase sektor konstruksi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 10,43 persen pada triwulan IV tahun 2024.

Dari sisi energi listrik, rasio elektrifikasi nasional kini mencapai 99,83% di akhir 2024, sehingga hampir seluruh rumah tangga Indonesia memiliki akses listrik.

Selain itu, data Badan Pusat Statistik dan Bappenas (2024) mencatat bahwa Indonesia telah mencapai 62,5% target indikator Target Pembangunan Berkelanjutan/SDGs, jauh di atas capaian global sebesar 17%.

Delapan dekade pembangunan infrastruktur Indonesia menunjukkan capaian besar, sekaligus menegaskan besarnya kebutuhan pembiayaan yang tidak mungkin dipenuhi pemerintah sendiri. Di sinilah peran sektor swasta dan institusi pembiayaan infrastruktur menjadi krusial.

Sejak berdiri pada 2010, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) telah menjadi mitra strategis pemerintah dan swasta dalam menjawab tantangan pendanaan proyek infrastruktur.

Hingga akhir 2024, IIF telah berkontribusi menyalurkan sekitar Rp42,5 triliun pembiayaan untuk lebih dari 150 proyek infrastruktur strategis. Dukungan ini mencakup sektor transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih dan sektor-sektor prioritas lainnya. Beberapa capaian utama:

• Proyek-proyek pembangkit listrik dengan total kapasitas produksi mencapai 709,9 MW, menjangkau lebih dari 709.000 rumah tangga atau sekitar 3,5 juta jiwa. Sektor ini juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 4,924 juta ton CO₂ ekuivalen per tahun, setara dengan pengurangan emisi dari 172.000 pohon yang ditanam sampai dengan tahun 2025.
• Sektor Transportasi: Jalan tol dan akses strategis sepanjang ratusan kilometer.
• Sektor Air bersih: sektor penyediaan air minum, proyek yang dibiayai IIF telah menambah kapasitas distribusi air bersih hingga 27.501 liter per detik, melayani sekitar 1,39 juta rumah tangga atau lebih dari 6,78 juta penduduk di berbagai wilayah di Indonesia.
• Sektor Kesehatan: pembangunan fasilitas layanan kesehatan yang kini telah menyediakan 1.051 tempat tidur rawat inap dan mampu melayani lebih dari 351.000 pasien rawat jalan setiap tahunnya.

Chief Investment Officer IIF, M. Ramadhan Harahap (Idhan), menyampaikan,
“Momentum 80 tahun kemerdekaan adalah waktu untuk merefleksikan perjalanan panjang pembangunan negeri. Infrastruktur telah mengubah wajah Indonesia, dari keterbatasan di masa awal kemerdekaan hingga konektivitas modern saat ini. IIF bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan ini dengan mendukung pembiayaan proyek-proyek yang memberi manfaat nyata, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan”

Dirgahayu RI ke-80 menjadi titik refleksi dan pijakan menuju Indonesia Emas 2045. Dengan kapasitas pembiayaan yang tetap berpegang teguh pada prinsip ESG, IIF akan terus berperan sebagai mitra strategis pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur Indonesia yang berkelanjutan.

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:

Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division

PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]

Social Media:
•Instagram: @pt_iif
•LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance


IIF Raih Dua Penghargaan Bergengsi di ABF Corporate & Investment Banking Awards 2025

Jakarta, 3 Juli 2025 – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih dua penghargaan sekaligus dalam ajang Asian Banking & Finance (ABF) Corporate & Investment Banking Awards 2025. Adapun penghargaan yang diraih adalah Debt Deal of the Year dan Innovative Deal of the Year. Kedua penghargaan ini diberikan atas keberhasilan IIF dalam menerbitkan Shelf Registered Bond II Tahap II Tahun 2024 senilai Rp1 triliun dengan tenor 10 tahun.

Penerbitan obligasi jangka panjang tersebut
menjadi terobosan di sektor keuangan nasional. IIF tercatat sebagai satu-satunya lembaga keuangan non-bank di Indonesia yang menerbitkan obligasi dengan tenor 10
tahun pada tahun 2024. Inisiatif ini dinilai tidak hanya inovatif dari sisi struktur pendanaan, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi biaya dan pembiayaan proyek infrastruktur berkelanjutan.

Sebagian dana hasil penerbitan obligasi ini dialokasikan untuk proyek pengembangan hunian terjangkau dan revitalisasi Stasiun Rawa Buntu di Tangerang Selatan. Proyek tersebut mencakup pembangunan tiga menara apartemen dengan 1.816 unit hunian serta fasilitas publik dan komersial, yang secara langsung berkontribusi pada pengurangan backlog perumahan nasional.

Chief Investment Officer IIF, M. Ramadhan Harahap (Idhan), menyampaikan, “obligasi ini dirancang untuk memperkuat keberlanjutan keuangan jangka panjang perusahaan serta mendukung pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang layak secara komersial dan berdampak sosial. Dalam proses bookbuilding, obligasi tersebut mencatatkan tingkat oversubscription sebesar 2,2 kali, menunjukkan tingginya minat dan kepercayaan investor terhadap IIF”.

Sebagai enabler dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan, struktur dan penggunaan dana obligasi sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan yang diusung IIF. “Setiap proyek yang dibiayai wajib mematuhi kerangka sosial dan lingkungan yang ketat, mempertegas komitmen IIF dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang bertanggung jawab dan berdampak jangka panjang”, ungkap Idhan.

Melalui penghargaan yang diterima, IIF akan terus memperkuat posisinya sebagai pionir dalam inovasi pembiayaan infrastruktur nasional. Ke depan, perusahaan akan terus menghadirkan solusi pembiayaan yang adaptif, kompetitif, dan memberikan #DampakNyata bagi masyarakat Indonesia.

PT Indonesia Infrastructure Finance
PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitionsund Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:
Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division

PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]

Social Media:
• Instagram: @pt_iif
• LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance


IIF Raih 5 Penghargaan Internasional di The Asset Triple A Sustainable Infrastructure Awards 2025

Jakarta, 2 Juli 2025 – Dalam ajang The Asset Triple A Sustainable Infrastructure Awards 2025 PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali berhasil memborong lima penghargaan sekaligus. Dalam ajang tersebut, IIF memborong lima penghargaan sekaligus atas kontribusi aktifnya dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.

Penghargaan IIF adalah:

1. Transport Deal of the Year pada proyek fasilitas pembiayaan senilai US$38,55 juta kepada PT Polytama Propindo;
2. Telecom Deal of the Year pada proyek akuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi oleh PT Dayamitra Telekomunikasi senilai Rp650 miliar;
3. Water Deal of the Year pada proyek pembiayaan senilai Rp250 miliar kepada PT Pembangunan Perumahan Tirta Riau;
4. LNG Deal of the Year pada proyek pembiayaan senilai Rp700 miliar kepada PT Sumber Aneka Gas; dan
5. Project Finance House of the Year atas reputasi dan kinerja IIF dalam pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia.

Chief Investment Officer IIF, M. Ramadhan Harahap (Idhan), mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kepercayaan seluruh stakeholder dan klien dalam menggunakan produk dan layanan IIF, “Sebagai enabler pembangunan infrasruktur berkelanjutan, penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkembang dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional”.

Ajang penghargaan The Asset Triple A Sustainable Infrastructure Awards 2025 ini diselenggarakan oleh The Asset, media dan institusi keuangan terkemuka di Asia yang secara konsisten mengevaluasi dan memberikan apresiasi kepada institusi-institusi keuangan yang menunjukkan keunggulan dalam struktur pembiayaan, keberlanjutan, dan dampak sosial dari proyek-proyek yang dibiayainya.

Selain mencerminkan kepercayaan internasional terhadap IIF sebagai lembaga pembiayaan infrastruktur berkelanjutan, penghargaan ini membuktikan konsistensi IIF dalam mendorong proyek-proyek infrastruktur yang selaras dengan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dan visi pembangunan nasional jangka panjang.

PT Indonesia Infrastructure Finance
PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development
Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang
sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:
Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division

PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]

Social Media:
• Instagram: @pt_iif
• LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance


Ketegangan Timur Tengah dan Gejolak Global, Tantangan Baru Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia

Jakarta, 1 Juli 2025 – Pemerintah mewaspadai dampak lanjutan dari eskalasi ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia. Perang di timur tengah hingga perang dagang disebut sebagai pemicu pelemahan ekspor, tekanan terhadap nilai tukar rupiah, serta lonjakan harga komoditas global.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers ‘APBN Kita’ edisi Juni 2025 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Selasa (17/6). Dalam keterangannya, ia menilai bahwa situasi global saat ini membentuk kombinasi risiko yang kompleks: meningkatnya inflasi di tengah perlambatan ekonomi dunia.

“Risiko bagi Indonesia juga patut diwaspadai. Melemahnya ekonomi global akan berdampak pada barang-barang ekspor Indonesia. Harga komoditas memang ada yang meningkat tajam, tetapi bukan karena faktor supply-demand, melainkan akibat disrupsi,” ujarnya.

Di tengah lanskap global yang semakin tidak menentu ini, sektor pembangunan infrastruktur nasional juga menghadapi tantangan baru. Sehubungan dengan hal tersebut, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) perlu menegaskan bahwa momentum transisi ke arah pembangunan berkelanjutan harus tetap berjalan dan menjadi tujuan utama untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil dan membangun infrastruktur yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Chief Investment Officer IIF, M. Ramadhan Harahap (Idhan), menjelaskan bahwa konflik di timur tengah telah menimbulkan efek sistemik terhadap pasar global, terutama di sektor energi dan keuangan.

“Konflik Timur Tengah menimbulkan tekanan langsung terhadap harga minyak dunia dan menciptakan volatilitas yang tinggi di sektor pembiayaan. Hal ini berdampak pada cost of capital proyek, terutama untuk infrastruktur dengan ketergantungan tinggi pada bahan bakar fosil atau peralatan impor,” ujar Idhan.

Senada dengan pernyataan tersebut, IIF memandang krisis global ini sebagai katalis untuk mempercepat reformasi struktural di sektor infrastruktur menuju sistem yang lebih tangguh dan adaptif terhadap perubahan. Menurut Idhan, meningkatnya harga energi global dapat memperkuat daya tarik proyek energi terbarukan seperti panas bumi, PLTS, dan biogas.

“Kita sedang berada pada titik balik. Krisis ini justru memperkuat argumentasi bahwa Indonesia harus mempercepat kemandirian energi melalui proyek-proyek hijau yang stabil dan terukur,” tambahnya.

Hal ini juga sejalan dengan langkah pemerintah yang baru-baru ini meresmikan proyek hilirisasi Battery Energy Storage System (BESS) di Karawang pada minggu lalu, (29/6). Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo Subianto meyakini kemandirian energi di Indonesia bisa dicapai lebih cepat, yakni dalam 5-6 tahun. Untuk itu, pembangunan pabrik baterai untuk kendaraan listrik maupun sistem penyimpanan energi surya sangat diperlukan.

Portofolio pembiayaan IIF memang mengarah pada proyek infrastruktur yang berkontribusi langsung terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB). Selain pembiayaan, IIF juga memperkuat ketahanan proyek nasional melalui layanan ESG Advisory yang komprehensif, guna memastikan bahwa proyek-proyek tersebut tidak hanya layak secara ekonomi, tetapi juga tangguh terhadap tekanan lingkungan dan sosial di tingkat global.

“Kami mendesain pembiayaan yang adaptif terhadap risiko global, baik dari sisi keuangan, lingkungan, maupun tata kelola. Ini penting agar proyek-proyek hari ini tidak menjadi beban bagi generasi mendatang,” jelas Idhan.

Sebagai penutup, Idhan menyampaikan bahwa IIF akan terus menjembatani kebutuhan pembangunan nasional dengan dinamika global yang tengah berubah cepat, serta memperkuat kerja sama dengan mitra multilateral dan investor berorientasi ESG.

“Tantangan geopolitik ini bukan alasan untuk berhenti. Justru menjadi pengingat bahwa infrastruktur masa depan harus lebih kuat, lebih hijau, dan lebih mandiri,” tutupnya.

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:

Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division

PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]

Social Media:
• Instagram: @pt_iif
• LinkedIn:IndonesiaInfrastructureFinance


Dorong Bisnis Berkelanjutan, IIF Berpartisipasi pada International Conference on Infrastructure 2025

Jakarta, 11-12 Juni 2025PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan melalui partisipasinya dalam ajang International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Bertempat di Jakarta International Convention Center (JICC), acara ini mempertemukan pemangku kepentingan nasional dan internasional dari sektor infrastruktur baik publik, swasta, dan komunitas global pembangunan.

Acara yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto ini menjadi ajang strategis untuk berbagi wawasan, memperkuat kolaborasi lintas sektor, dan merumuskan arah kebijakan serta inovasi dalam pembangunan infrastruktur yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari partisipasinya, IIF menghadirkan booth interaktif yang menampilkan portofolio proyek dan inisiatif ESG Advisory yang telah dijalankan di berbagai sektor strategis, mulai dari energi terbarukan, transportasi, pengelolaan air bersih, hingga fasilitas layanan publik. Pengunjung juga dapat mengikuti sesi interaktif, kuis ESG, dan diskusi ringan dengan perwakilan tim Advisory dan Investment IIF.

“Kualitas Infrastruktur yang kita bangun hari ini akan menentukan daya saing dan ketahanan nasional di masa depan. Untuk itu, lewat partisipasi IIF pada acara ini, kami ingin mendorong para pelaku bisnis untuk dapat menerapkan standarisasi ESG sebagai bagian dari aspek bisnisnya,” ujar Irman Boyle, Head of Advisory IIF.

Dalam kesempatan tersebut, Irman juga membahas peran penting ESG dalam menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang nyata melalui proyek infrastruktur. Sesi ini menjadi bagian dari strategi IIF dalam membangun narasi publik yang kuat seputar keberlanjutan.

Melalui keikutsertaan ini, IIF memperkuat posisinya sebagai katalis dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan, sekaligus mendukung agenda nasional menuju Indonesia Emas 2045.

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:

Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division

PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]

Social Media:

  • Instagram: @pt_iif
  • LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance


Kontribusi Nyata IIF, Kurangi Hampir 5 Juta Ton Emisi CO₂ Lewat Proyek Infrastruktur Berkelanjutan

Jakarta, 28 Mei 2025 – PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Hingga Maret 2025, berbagai proyek yang dibiayai oleh IIF telah memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup jutaan masyarakat di seluruh negeri, khususnya di sektor energi terbarukan, pengelolaan air bersih, dan layanan kesehatan.

Di sektor energi terbarukan, IIF telah membiayai proyek-proyek pembangkit listrik dengan total kapasitas produksi mencapai 709,9 MW, menjangkau lebih dari 709.000 rumah tangga atau sekitar 3,5 juta jiwa. Sektor ini berkontribusi pada pengurangan emisi gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 4,924 juta ton CO₂ ekuivalen per tahun, setara dengan pengurangan emisi dari 172.000 pohon yang ditanam sampai dengan tahun 2025.

Sementara itu, di sektor penyediaan air minum, proyek yang dibiayai IIF telah menambah kapasitas distribusi air bersih hingga 27.501 liter per detik, melayani sekitar 1,39 juta rumah tangga atau lebih dari 6,78 juta penduduk di berbagai wilayah di Indonesia. Ini merupakan kontribusi nyata dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air bersih yang aman dan layak.

Dalam bidang kesehatan, IIF turut mendukung pembangunan fasilitas layanan kesehatan yang kini telah menyediakan 1.051 tempat tidur rawat inap dan mampu melayani lebih dari 351.000 pasien rawat jalan setiap tahunnya. Kontribusi ini berperan penting dalam mendekatkan akses layanan medis kepada masyarakat.

Chief Risk Officer IIF, Lestari A. Umardin menyampaikan, “Capaian ini menunjukkan bahwa pembiayaan infrastruktur yang tepat sasaran tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan dampak sosial dan lingkungan. Kedepan, IIF akan terus memperkuat perannya sebagai enabler dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan”.

Dengan strategi pembiayaan berkelanjutan yang menerapkan prinsip-prinsip sosial dan lingkungan, IIF akan terus berupaya menghadirkan solusi inovatif dalam pembiayaan proyek infrastruktur yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.

PT Indonesia Infrastructure Finance
PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:
Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division
PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]
Social Media:
•Instagram: @pt_iif
•LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance


Kuartal I 2025, IIF Catat Pertumbuhan Laba 63%

Jakarta, 22 Mei 2025 – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal I 2025 sebesar 63% year-on-year (YoY) menjadi Rp52,8 miliar dibanding kuartal I 2024 sebesar Rp32,5 miliar. Pencapaian laba bersih tersebut ditopang dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar Rp339,0 miliar atau tumbuh 14% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp297,7 miliar.

Chief Investment Officer IIF, M. Ramadhan Harahap (Idhan) menyampaikan, “Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi pembiayaan kami, sebagai katalisator dan penyedia solusi yang melengkapi upaya memajukan pembangunan infrastruktur nasional, sekaligus tetap menjaga efisiensi operasional di tengah dinamika ekonomi”.

Dari sisi efisiensi, beban bunga turun sebesar 5% menjadi Rp190,8 miliar serta terdapat penurunan beban provisi sebesar 15% yang turut mendukung peningkatan laba bersih.

Hingga Maret 2025, berbagai proyek yang dibiayai IIF telah memberikan dampak nyata bagi jutaan masyarakat. Di sektor energi terbarukan, IIF telah mendukung pengembangan pembangkit listrik dengan kapasitas total 710,9 MW yang menjangkau lebih dari 710.000 rumah tangga atau sekitar 3,55 juta jiwa, sekaligus mengurangi emisi karbon sebesar 4,931 juta ton CO₂ ekuivalen per tahun. Angka ini setara dengan kemampuan penyerapan emisi lebih dari 173.000 pohon.

Dari sisi pengelolaan air minum, proyek-proyek yang didukung IIF telah menyediakan kapasitas distribusi air bersih sebesar 27.501 liter per detik yang melayani sekitar 1,39 juta rumah tangga atau lebih dari 6,78 juta orang di berbagai wilayah. Di bidang kesehatan, IIF juga mendanai pembangunan fasilitas kesehatan yang kini mampu menyediakan total 1.051 tempat tidur rawat inap serta melayani sekitar 351.000 pasien rawat jalan setiap tahunnya.

“Kami percaya bahwa pembangunan infrastruktur harus berjalan beriringan dengan keberlanjutan. Oleh karena itu, kami terus berinovasi dalam produk pembiayaan dan memperkuat prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh aktivitas bisnis IIF”, ujar Idhan.

Dengan landasan keuangan yang kuat dan dampak sosial yang nyata, IIF optimis dapat melanjutkan perannya sebagai mitra strategis pemerintah dan sektor swasta dalam menciptakan masa depan Indonesia yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing tinggi.

PT Indonesia Infrastructure Finance

PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:

Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division

PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]

Social Media:
•Instagram: @pt_iif
•LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance


IIF Gelar RUPS Tahun Buku 2024

Jakarta, 29 April 2025 – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 29 April 2025. Rapat tersebut membahas dan menyetujui 5 (lima) mata acara termasuk di antaranya persetujuan atas Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan termasuk di dalamnya Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 serta penggunaan laba bersih Perseroan tahun 2024.

Sebagai informasi, Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 17,63% menjadi Rp122,51 miliar pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp104,15 miliar, atau 2,07% di atas anggaran 2024 sebesar Rp120,03 miliar. Pencapaian laba bersih tersebut ditopang dari pendapatan usaha Perseroan pada tahun 2024 yang meningkat 3,70% menjadi Rp1,39 triliun dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp1,34 triliun.

Tingkat pertumbuhan rata-rata (CAGR) pendapatan dan laba IIF selama periode lima tahunan masing-masing mencapai 11% dan 30%. Dari segi permodalan, tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata IIF selama periode tersebut mencapai 11%.

Head of Legal & Corporate Secretary IIF, Nastantio W. Hadi menyampaikan, “Selama tahun 2024, Perseroan telah memainkan peran penting dalam mewujudkan pembiayaan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Total komitmen pembiayaan baru meningkat sebesar 11 dengan nilai total Rp3,93 triliun, naik 13,52% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp3,46 triliun. Komitmen pembiayaan tersebut mencakup sektor air bersih, kawasan ekonomi khusus, jalan tol, telekomunikasi, infrastruktur sosial, dan infrastruktur gas”.

Dari jasa advisory, Perseroan memperoleh 10 mandat baru dengan nilai kontrak sebesar Rp39 miliar yang mencakup 6 mandat untuk jasa ESG advisory, 3 mandat untuk jasa financial advisory and 1 mandat untuk equity divestment.

Dengan fondasi keuangan yang kuat dan komitmen terhadap prinsip-prinsip ESG, IIF siap mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

PT Indonesia Infrastructure Finance
PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional. Saat ini kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Dalam kegiatan usahanya, IIF menerapkan praktik terbaik berdasarkan standar internasional dalam memberikan kredit, tata kelola perusahaan, dan dalam menerapkan standar perlindungan sosial dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:
Nastantio W. Hadi
Head of Legal and Corporate Secretary Division
PT Indonesia Infrastructure Finance
Telp: (021) 2991 5060;
Fax: (021) 2991 5061;
E-mail: [email protected]
Social Media:
•Instagram: @pt_iif
•LinkedIn: IndonesiaInfrastructureFinance